CARI TAJUK UTAMA

Thursday, May 8, 2008

9 Mimpi Rasulullah

Daripada Abdul Rahman Bin Samurah ra berkata, Nabi Muhammad s.a.w. bersabda:

“Sesungguhnya aku telah mengalami mimpi-mimpi yang menakjubkan pada malam aku sebelum di Israqkan……..”

1. Aku telah melihat seorang dari umatku telah di datangi oleh malaikatul maut dengan keadaan yg amat menggerunkan untuk mengambil nyawanya, maka malaikat itu terhalang perbuatannya itu disebabkan oleh KETAATAN DAN KEPATUHANNYA KEPADA KEDUA IBUBAPANYA.

2. Aku melihat seorang dari umatku telah disediakan azab kubur yang amat menyiksakan, diselamatkan oleh berkat WUDUKNYA YANG SEMPURNA.

3. Aku melihat seorang dari umatku sedang dikerumuni oleh syaitan-syaitan dan iblis-iblis lakhnatullah, maka ia diselamatkan
dengan berkat ZIKIRNYA YANG TULUS IKHLAS kepada Allah.

4. Aku melihat bagaimana umatku diseret dengan rantai yang diperbuat daripada api neraka jahanam yang dimasukkan dari mulut dan dikeluarkan rantai tersebut ke duburnya oleh malaikut Ahzab, tetapi SOLATNYA YANG KHUSUK DAN TIDAK MENUNJUK-NUNJUK telah melepaskannya dari seksaan itu.

5. Aku melihat umatku ditimpa dahaga yang amat berat, setiap kali dia mendatangi satu telaga di halang dari meminumnya, ketika itu datanglah pahala PUASANYA YANG IKHLAS KEPADA ALLAH S.W.T. memberi minum hingga ia merasa puas.

6. Aku melihat umatku cuba untuk mendekati kumpulan para nabi yang sedang duduk berkumpulan-kumpulan, setiap kali dia datang dia akan diusir, maka menjelmalah MANDI JUNUB DENGAN RUKUN YANG SEMPURNANYA sambil ke kumpulanku seraya duduk disebelahku.

7. Aku melihat seorang dari umatku berada di dalam keadaan gelap gelita di sekelilingnya, sedangkan dia sendiri di dalam keadaan binggung, maka datanglah pahala HAJI DAN UMRAHNYA YANG IKHLAS KEPADA ALLAH S.W.T. lalu mengeluarkannya dari kegelapan kepada tempat yang terang - benderang.

8. Aku melihat umatku cuba berbicara dengan golongan orang mukmin tetapi mereka tidakpun membalas bicaranya,maka menjelmalah SIFAT SILATURRAHIMNYA DAN TIDAK SUKA BERMUSUH-MUSUHAN SESAMA UMATKU lalu menyeru kepada mereka agar menyambut bicaranya, lalu berbicara mereka dengannya.

9. Aku melihat umatku sedang menepis-nepis percikan api ke mukanya, maka segeralah menjelma pahala SEDEKAHNYA YANG IKHLAS KERANA ALLAH S.W.T. lalu menabir muka dan kepalanya dari bahaya api tersebut.

BERSABDA RASULULLAH S.A.W. : “SAMPAIKANLAH PESANANKU KEPADA UMATKU YANG LAIN WALAUPUN DENGAN SEPOTONG AYAT”

Wednesday, May 7, 2008

Ciri-ciri Menyintai Rasulullah

Rasulullah berhak meraih cinta umatnya kerana baginda adalah makhluk yang paling mulia di sisi Allah, memiliki akhlak yang luhur dan jalan yang lurus, mengasihi umatnya, memberi petunjuk kepada umatnya, menyelamatkan umatnya dari neraka dan menjadi rahmat kepada seluruh alam.

Mencintai Nabi Muhammad SAW adalah kesan kesaksian kita bahawa Muhammad itu utusan Allah yang menjadi sebahagian daripada kalimah syahadah.

Orang yang benar-benar mencintai Rasulullah SAW memiliki ciri tertentu antaranya:

  • Mentauhidkan Allah. Hikmah utama diutusnya rasul termasuk Nabi Muhammad SAW adalah untuk menyeru manusia kembali kepada tauhid yang murni dan menentang syirik.

Firman Allah yang bermaksud: "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus di kalangan tiap-tiap umat seorang rasul (agar menyeru mereka). Hendaklah kamu menyembah Allah dan jauhi Taghut." (Surah al-Nahl, ayat 36)

Untuk membuktikan kasih sayang kita kepada Nabi Muhammad SAW, hendaklah sekalian umat Islam menghindari amalan syirik dan mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah. Mentauhidkan Allah adalah bukti paling kukuh menunjukkan kita mencintai Nabi Muhammad SAW.

  • Mempelajari al-Quran, memahaminya, mengamalnya dan menyebarkan ajarannya. Antara tanda mencintai Rasulullah SAW adalah dengan memanfaatkan al-Quran yang menjadi mukjizatnya dalam segala aspek kehidupan kita.

Ibnu Mas'ud berkata: Janganlah seseorang menanyakan untuk dirinya, kecuali al-Quran. Apabila dia mencintai al-Quran, maka dia mencintai Allah dan Rasul-Nya.

Untuk merealisasikan makna mencintai al-Quran hendaklah kita mempelajari dan memahami isi kandungan dan beramal dengannya serta menyebarkan pengajaran yang terkandung dalamnya kepada seluruh umat manusia.

  • Mentaati Sunnah Nabi SAW, satu lagi tanda yang jelas menggambarkan perasaan sayang kita kepada Nabi Muhammad SAW dengan mengerjakan sunnahnya, mengikuti perkataan dan perbuatannya, menjalankan perintahnya dan menghindari larangannya.

Firman Allah yang bermaksud: "Sesungguhnya pada diri Rasulullah itu terdapat contoh ikutan yang baik bagi kamu, iaitu bagi orang yang sentiasa mengharapkan (keredaan) Allah dan (balasan baik) hari akhirat serta dia pula menyebut dan mengingati Allah banyak-banyak (dalam masa susah dan senang)." (Surah al-Ahzab, ayat 21)

  • Menyebarkan sunnah Nabi SAW. Mencintai Nabi SAW bukan sekadar hanya taat kepada sunnah baginda, tetapi hendaklah kita bersungguh menyampaikan serta mengajarnya untuk menyambung tugasan baginda. Jika kerja dakwah baginda tidak ada kesinambungan, pasti sunnahnya akan mati dan digantikan amalan yang bercanggah dengan syarak.
  • Sentiasa memuji dan mengingatinya. Mencintai Nabi Muhammad SAW, bermakna baginda sentiasa berada di hati kita. Oleh itu, kita hendaklah memperbanyakkan membaca serta mempelajari sejarah hidup baginda serta berusaha untuk menjadikan perjalanan hidup baginda sebagai cahaya menyuluh perjalanan kita.
  • Mencintai mereka yang dicintai Nabi SAW. Antara tanda cinta kepada Nabi SAW adalah mencintai mereka yang dicintai baginda seperti isteri-isterinya, ahli keluarga dan sahabatnya serta seluruh umat Islam yang berpegang teguh dengan ajaran baginda.
  • Membenci orang yang dibenci Nabi SAW. Hendaklah kita membenci serta menjauhkan diri daripada mereka yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya seperti golongan yang kufur kepada agama Allah dan mereka yang bergelumang dengan perbuatan bertentangan syarak.
  • Membela Nabi SAW daripada serangan golongan munafik. Dewasa ini kita melihat institusi kenabian, hukum-hakam Allah serta sunnah baginda sedang hebat diperlekehkan kelompok munafik.

Oleh itu, tanda kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW adalah membantah hujah golongan itu dan membela baginda dengan memberi penjelasan kepada seluruh umat Islam terhadap isu batil yang dibangkitkan musuh Allah itu.

Demikianlah antara tanda yang menggambarkan hakikat sebenar mencintai Nabi Muhammad SAW. Jelas di sini mencintai Nabi SAW bukan satu perkara yang datang hanya setahun sekali. Mencintai Nabi Muhammad SAW adalah satu proses berterusan dan sentiasa perlu diberi perhatian setiap waktu dan ketika oleh seluruh umat Islam.

Mengapa Cinta Dan Rindukan Rasulullah

Rasulullah itu adalah orang yang sangat dicintai oleh para sahabatnya, umumnya para sahabat mencintai Rasulullah Saw, walau ada sebagian sahabat yang diam-diam membenci Rasulullah. Tetapi mayoritas sahabat itu sangat mencintai Rasulullah Saw.

Pernah suatu malam Rasulullah mendengar suara beberapa orang di luar kamarnya, Rasulullah menegur: “Kenapa kalian berkumpul di sini?” lalu mereka menjawab: “Ya Rasulullah, kami tidak bisa tidur khawatir ketika kami tidur nanti, orang-orang kafir datang dan membunuhmu.” Mereka sukarela menjadi satpam Rasulullah Saw, datang sendiri, tidak dibayar. Tetapi Rasulullah Saw mengatakan, “Tidak, Allah melindungi aku, pulanglah kamu ke tempat kamu masing-masing.”

Ada seorang pedagang minyak wangi, di Madinah. Setiap kali pergi ke pasar, dia singgah dulu ke rumah Rasulullah Saw, dia tunggu sampai Rasulullah keluar. Setelah Rasulullah keluar, dia hanya mengucapkan salam lalu memandang Rasulullah saja, setelah puas dia pergi. Suatu saat setelah dia ketemu Rasululllah dia pergi, lalu tak lama kemudian balik lagi dari pasar dan dia datang kepada Rasulullah Saw dan meminta izin, “Saya ingin melihat engkau ya Rasulullah, karena saya takut tidak bisa melihat engkau setelah ini.” Dan Rasulullah mengizinkannya.

Kemudian, setelah kejadian itu Rasulullah tidak pernah melihat lagi tukang minyak wangi itu. Disuruhnya sahabatnya pergi melihat, ternyata ia sudah meninggal dunia tidak lama setelah dia pergi dari pasan dan memandang wajah Rasulullah Saw itu. Lalu kata Rasulullah Saw: “Kecintaannya kepadaku akan menyelamatkan dia di hari akhirat.”

Ada lagi seorang sahabat Rasulullah bernama Abu Ayyub Al-Anshari. Ketika Rasulullah hijrah ke Madinah, beliau beristirahat dahulu di pinggiran kota menginap di rumah Abu Ayyub Al-Anshari. Rumahnya itu dua tingkat, Abu Ayyub dan istrinya di tingkat atas dan Rasulullah Saw di bawah. Pada malam hari Abu Ayub dan istrinya tidak bisa tidur karena mereka takut menggerakkan tubuhnya, semua terbujur seperti sebongkah kayu menahan dirinya untuk tidak bergerak. Mereka takut kalau bergerak, nanti debu-debu dari atas itu berjatuhan kepada Rasulullah. Setelah Rasulullah mengetahui hal itu, beliau sangat terharu lalu kepada Abu Ayub diajarkan sebuah doa sebagai penghargaan beliau atas cinta yang tulus dari Abu Ayub.

Dalam perang Uhud, ketika kaki Rasulullah terluka, ada seorang sahabat melihatnya lalu mengejar Rasulullah. Dia pegang kaki itu lalu dia bersihkan luka itu dengan jilatannya. Rasulullah kaget lalu berkata, “Lepaskan! Lepaskan!” Sahabat itu berkata: “Tidak Ya Rasulullah, aku tidak akan melepaskannya sampai luka ini kering!”

Ada lagi seorang sahabat, yang setelah Rasulullah meninggal dunia, membanggakan mulutnya yang tidak ada gigi lagi. Saat perang Uhud itu juga, Rasulullah cedera karena rantai pelindung kepalanya menusuk pipinya. Lalu seorang sahabat menarik rantai itu dengan giginya, tapi sebelum rantai itu keluar, seluruh giginya rontok. Dia bangga bahwa giginya itu berjatuhan karena membela Rasulullah yang dicintainya. Sehingga menjadi satu kebahagiaan tersendiri. Ini, sekali lagi masalah cinta, dan cinta itu selalu tidak wajar.

Ada satu contoh lagi kecintaan orang kepada Rasulullah Saw. Menjelang suatu peperangan, Rasulullah sedang membariskan pasukannya karena Rasulullah selalu merapikan barisan pasukannya. Ternyata ada seorang sahabat, mungkin karena perutnya terlalu besar, selalu perutnya itu berada di luar barisan. Kemudian Rasulullah lewat dan memukul perutnya itu agar dirapikan dengan barisan. Lalu sahabat itu memandang Rasulullah dan berkata: “Engkau diutus untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam, kenapa kau sakiti perutku?” Lalu Rasulullah turun dari kudanya, dan menyerahkan alat pemukul itu, lalu berseru: “Pukullah aku! Sebagai qishas atas kesalahanku.” Kemudian orang itu berkata: “Tapi engkau pukul langsung kepada kulit perutku.” Lalu Rasulullah segera membuka pakaiannya, tiba-tiba sahabat itu memeluk Rasulullah dan mencium perutnya. Rasulullah kaget dan berkata: “Ada apa denganmu?” Sahabat itu menjawab: “Ya Rasulullah, genderang perang sudah ditabuh, mungkin ini adalah saat terakhir perjumpaanku denganmu. Saya ingin sebelum meninggal dunia, sempat mencium perutmu yang mulia.”

Dan sahabat itu kemudian gugur di medan perang setelah mencium perut Rasulullah Saw. Rupanya ini hanya strategi dia agar bisa mencium perut Rasulullah Saw.

Kelak, setelah Rasulullah meninggal dunia, kecintaan para sahabat itu diungkapkan dengan kerinduan yang luar biasa kepada Rasulullah Saw.

Bilal yang selalu adzan semasa hidup Rasulullah tidak mau beradzan lagi setelah wafat Rasulullah karena Bilal tidak sanggup mengucapkan “Asyhadu anna Muhammad Rasululah” karena ada kata-kata Muhammad di situ. Tapi karena desakan Sayyidah Fatimah yang saat itu rindu mendengar suara adzan Bilal, dan mengingatkan beliau akan ayahnya. Bilal akhirnya dengan berat hati mau beradzan. Saat itu waktu Subuh, dan ketika Bilal sampai pada kalimat Asyhadu anna Muhammad Rasulullah, Bilal tidak sanggup meneruskannya, dia berhenti dan menangis terisak-isak. Dia turun dari mimbar dan minta izin pada Sayyidah Fatimah untuk tidak lagi membaca adzan karena tidak sanggup menyelesaikannya hingga akhir. Ketika Bilal berhenti saat adzan itu, seluruh Madinah berguncang karena tangisan kerinduan akan Rasulullah Saw.

Mengapa Rasulullah dirindukan atau dicintai? Itu bukan hanya karena Allah SWT membuka hati mereka untuk rindu, tetapi karena akhlak Rasulullah yang menarik kecintaan mereka. Dan akhlak itu adalah Sunnah. Sekiranya kita mencontoh akhlak beliau ini, pasti kitapun akan dicintai oleh banyak manusia. Tentu tidak oleh semua manusia, karena Rasulullah juga tidak dicintai oleh sem ua manusia, tidak dicintai oleh semua sahabat dan tidak dicintai oleh semua makhluk. Tapi sekiranya kita mempraktekkan akhlak Rasulullah itu dalam pergaulannya dengan orang banyak, pasti kitapun akan menjadi manusia, yang dicintai oleh kebanyakan umat manusia

Tuesday, May 6, 2008

Mimpi Rasulullah

Riwayat Ahmad dari Anas Bin Malik r.a., Rasulullah s.a.w bersabda:

Siapa melihat aku dalam mimpi, maka akulah itu kerana sesungguhnya Syaitan tidak boleh menyerupai aku.

Syaitan dijadikan dari api dan boleh berupa menjadi manusia, lelaki atau perempuan. Setengah ulama kata syaitan tidak boleh menyerupai Nabi Muhammad s.a.w. Setengah ulama kata syaitan tidak boleh menyerupai mana-mana Nabi. Bila syaitan berupa menjadi manusia, ia tiada lurah hidung. Kerana itu orang yang menyimpan misai hendaklah menampakkan lurah hidungnya.

Dalam hadith yang lain, berkata Abu Salamah, “Telah berkata Abu Qatadah, Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud,

Sesiapa yang telah melihat daku dalam mimpinya, maka sesungguhnya dia telah melihat yang benar (al-Haqq). (Riwayat al-Bukhari dan Muslim)

Mimpi melihat Rasulullah itu betul, tetapi percakapan Nabi dalam mimpi tiada jaminan. Ia bergantung kepada percakapan itu selagi tidak bertentangan dengan syarak.

Kelebihan orang yang mimpi Nabi
Besar kelebihan orang yang mimpi Nabi. Ulama kata akan mati dalam iman dan dimasukkan ke dalam syurga.

Amalan untuk dapat ziarah Nabi dalam mimpi
Setengah ulama menyuruh baca Al-Kautsar 1,000 kali satu malam, bacalah hingga 2-3 malam. Setengah ulama suruh banyakkan selawat ke atas Nabi. Surah Al-Kautsar menceritakan hubungan khusus Nabi s.a.w dengan Allah, orang yang benci Nabi akan terputus rahmatnya dari Allah:

Al-Kauthar [3] Sesungguhnya orang yang bencikan engkau, Dialah yang terputus (dari mendapat sebarang perkara yang diingininya).

Kubur Rasulullah Dan Syafaatnya

Rasulullah s.a.w bersabda:

“Siapa yang menziarahi aku di Madinah untuk mendapat pahala, aku akan menjadi saksi dan beri syafaat untuknya di hari kiamat” (Riwayat Baihaqi Dari Anas Bin Malik’

Mungkin juga ziarah Nabi selepas kematiannya (ziarah kubur Nabi) sama seperti menziarahinya seperti semasa Baginda hidup:

Sesiapa yg menziarahi aku selepas kematianku seumpama dia menziarahi aku ketika aku hidup. (Hr Ad-Dar Qutni)

Dalam hadith yang lain, diterangkan tentang kelebihan sembahyang di Masjid Nabi selama 40 waktu (8 hari) berturut-turut:

SESIAPA BERSOLAT 40 WAKTU SOLAT DI MASJID KU SECARA BERTERUSAN TANPA MENINGGALKAN SATU SOLAT PUN, MAKA DITULIS UNTUKNYA KESELAMATAN DARIPADA API NERAKA, KESELAMATAN DARI AZABNYA DAN TERLEPAS DARI BAHAYA NIFAQ”. (SAHIH SUNAN AT-TARMIZI).

Syafaat

“Barang siapa menziarahi kuburku pasti dia mendapat syafaatku.” – (Riwayat Al Bazzar dan Al Darulqutni daripada Ibn Omar)

Dalam hadith yang lain “Aku akan memberi syafaat kepada umatku yang mati dalam dosa besar tetapi tidak dosa syirik“.

Mensyukuri Rezeki Yang halal

An-Nahl [114] Oleh itu, makanlah (wahai orang-orang yang beriman) dari apa yang telah dikurniakan Allah kepada kamu dari benda-benda yang halal lagi baik dan bersyukurlah akan nikmat Allah, jika benar kamu hanya menyembahNya semata-mata.

“makanlah dari apa yang telah dikurniakan (rezeki)

Menurut Ahli Sunnah Wal Jamaah, semua yang dikurniakan adalah rezeki samada halal atau haram. Yang tidak halal juga rezeki, tetapi tidak boleh dimakan.
Apabila mendapat rezeki yang haram (walaupun sudah ditakdirkan), ubahlah dengan mencari yang halal kerana Allah juga suruh kita berubah:-

Anfal [8]……..sesungguhnya Allah tidak akan mengubah sesuatu nikmat yang telah dikurniakanNya kepada sesuatu kaum sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri dan (ingatlah) sesungguhnya Allah Maha mendengar, lagi Maha Mengetahui.

Sifat “Ar-Razzak” Allah tidak boleh ditiru, seperti dalam kisah Nabi Sulaiman:

Suatu hari, Nabi Sulaiman berdoa pada Allah. Dalam munajatnya itu, Nabi Sulaiman berkata:

Ya Allah, izinkanlah aku untuk menanggung rezeki segala ikan yang ada di lautan.”

Jawab Allah Taala:

“Wahai Sulaiman, engkau tidak akan sanggup menanggung rezeki mereka. Jangankan seluruh ikan di lautan malah sebahagian daripadanya pun engkau tidak akan sanggup.”

Kata Nabi Sulaiman lagi:

“Aku ingin untuk mencubanya, ya Allah!”

Oleh kerana Nabi Sulaiman terlalu berhajat, maka Allah perkenankan.

Kemudian Nabi Sulaiman memerintahkan pada sekelian rakyatnya baik dari golongan manusia, jin, dan juga binatang supaya mengumpulkan bahan-bahan makanan sebanyak mungkin di tepi laut.

Maka sekelian rakyat baginda melaksanakan perintah tersebut sehingga akhirnya, dalam masa singkat, terkumpullah bahan-bahan makanan di sepanjang pantai.

Melihat makanan yang bertimbun itu, Nabi Sulaiman berdoa:

“Ya Allah, rasanya sudah cukup bahan makanan yang aku sediakan untuk menanggung rezeki ikan-ikan yang ada di dalam lautan ini.”

Selesai sahaja Nabi Sulaiman berdoa, maka Allah keluarkan seekor ikan yang sangat besar dan memakan semua makanan yang ada sehingga habis tanpa meninggalkan sisa sedikitpun. Melihat kejadian yang menakjubkan itu, Nabi Sulaiman bersujud memohon ampun pada Allah atas segala kesalahannya.

Allah berfirman:

“Wahai Sulaiman, begitu banyak rezeki yang engkau kumpulkan hanya cukup untuk di makan oleh seekor ikan, bagaimana akan mencukupi bagi seluruh ikan yang berada di lautan ini?”

“bersyukurlah akan nikmat Allah”

Ibrahim [34}....dan jika kamu menghitung nikmat Allah nescaya lemahlah kamu menentukan bilangannya.

Ad-Dhuha [11] Adapun nikmat Tuhanmu, maka hendaklah engkau sebut-sebutkan (dan zahirkan) sebagai bersyukur kepadaNya

At-Takathur [8] Selain dari itu, sesungguhnya kamu akan ditanya pada hari itu, tentang segala nikmat (yang kamu telah menikmatinya)!

3 Perkara Untuk Berjaya Disana

Maidah [35] Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang boleh menyampaikan kepadaNya (dengan mematuhi perintahNya dan meninggalkan laranganNya); dan berjuanglah pada jalan Allah (untuk menegakkan Islam) supaya kamu beroleh kejayaan.

1) Bertakwalah kepada Allah

Dalam satu hadith, “Takwa (takut) itu kepala ketaatan”. Bila takut pada Allah kita akan buat baik dan patuh (suruhan dan larangannya). Takut pada Allah diberi dua syurga:

Ar-Rahman [46] Dan orang yang takut akan keadaan dirinya di mahkamah Tuhannya (untuk dihitung amalnya), disediakan baginya dua Syurga.

Takwa itu luas “area”nya, meliputi segala yang fardu dan juga yang sunat. Untuk dapat takwa, asuhlah hati dan cari ilmu serta didikan. Ilmu ialah teori, didikan ialah praktikal. Didikan(ilmu yang diamalkan) penting dan boleh mengatasi ilmu. Setelah berilmu, amalkanlah dan pakailah pakaian yang melambangkan takwa:

AL-A’raf [26] Wahai anak-anak Adam! Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kamu (bahan-bahan untuk) pakaian menutup aurat kamu dan pakaian perhiasan dan pakaian yang berupa takwa itulah yang sebaik-baiknya.

Satu kisah apabila Rasulullah pernah menegur tiga orang sahabat yang melakukan ibadat. Pemuda pertama mahu terus bersembahyang sepanjang malam di masjid tidak mahu tidur, seorang lagi ingin terus berpuasa tanpa henti dan seorang lagi tidak mahu berkahwin. Rasulullah bersabda;

“Demi Allah, sesungguhnya aku lebih takut kepada Allah dan aku lebih taqwa, tetapi aku sembahyang dan aku tidur, aku berpuasa dan aku berbuka dan aku juga berkahwin dan memiliki keluarga. Ini adalah sunnahku dan sesiapa yang tidak mengikut sunnahku dia bukan dari kalanganku”

Kata Nabi s.a.w. , kalau kamu tahu apa yang aku tahu, kamu tidak akan ketawa. Nabi tidak ketawa, hanya senyum lebar sahaja. Riwayat Ibnu Abbas, tertawa dalam masjid menyebabkan gelap dalam kubur. Hendaklah masuk ke masjid dengan rasa hormat dan takutkan Allah.

Baqarah [114]….tidak sepatutnya masuk ke dalam masjid-masjid itu melainkan dengan rasa penuh hormat dan takut kepada Allah

2) carilah jalan yang boleh menyampaikan kepadaNya (wasilah)

Wasilah

Carilah jalan iaitu “wasilah”, perantaraan untuk sampai kepada Allah. Dalam hadith lebih kurang maksudnya “Orang dapat kejayaan dengan wasilah, orang dapat kejayaan akhirat juga dengan wasilah”. Wasilah yang dimaksudkan ialah “ilmu” dan “didikan (tarbiyah)”, samada secara zahir(syariat) atau batin(tarikat). Tarikat juga asalnya dari Nabi s.a.w. yang diajar kepada para sahabat, untuk segera dapat kedudukan dan kejayaan disisi Allah.

sampai kepada Allah“. Allah itu dekat dan juga jauh:-

Dekat:-

Baqarah [186] Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu mengenai Aku maka (beritahu kepada mereka): Sesungguhnya Aku (Allah) sentiasa hampir (kepada mereka);

Qaf [16] Dan demi sesungguhnya, Kami telah mencipta manusia dan Kami sedia mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, sedang (pengetahuan) Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,

Waqiah [85] Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu, tetapi kamu tidak melihat,

Hadid [4]…..dan Dia tetap bersama-sama kamu di mana sahaja kamu berada dan Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan.

Jauh:

Ta-ha [5] Iaitu (Allah) Ar-Rahman, yang bersemayam di atas Arasy.

Dekat atau jauhnya Allah itu juga bergantung kepada keadaan kita. Nafsu buruk yang menjauhkan kita dari Allah

Kata seorang guru tarikat. Allah itu 2 langkah dari kamu. Langkah pertama, pijak nafsu (letak nafsu dibawah tapak kaki), langkah kedua ialah Allah.

Berjayalah orang yang membersihkan diri dari nafsu buruk:

As-Syams [9] Sesungguhnya berjayalah orang yang menjadikan dirinya yang sedia bersih bertambah-tambah bersih (dengan iman dan amal kebajikan),

Rugilah orang yang mengikut nafsu buruknya:

As-Syams [10] Dan sesungguhnya hampalah orang yang menjadikan dirinya yang sedia bersih itu susut dan terbenam kebersihannya (dengan sebab kekotoran maksiat).

3) berjuanglah pada jalan Allah (jihad)

Berjuang pada jalan Allah (Jihad) samada secara berperang atau apa sahaja untuk menguatkan agama Allah.

4) supaya kamu beroleh kejayaan“.

Kejayaan juga luas skop dan areanya. Darjat / kedudukan (status) kita di akhirat adalah sangat banyak berbanding darjat di dunia. (wa akbaru darajatin…)

Israa [21]……dan sesungguhnya pemberian di akhirat lebih besar tingkatan-tingkatan perbezaannya dan lebih besar tambahan-tambahan kelebihannya.

Bacaan Surah Dalam Sembahyang

Nabi tidak pernah tinggal bacaan surah selepas Fatihah dalam sembahyang sunat (samada 2 atau 4 rakaat) dan sembahyang fardhu pada rakaat pertama dan kedua.

Sembahyang Fardhu 4 rakaat

Rakaat pertama: Al-Fatihah dan surah

Rakaat kedua: Al-Fatihah dan surah

Rakaat ketiga: Al-Fatihah sahaja

Rakaat keempat: Al-Fatihah sahaja

Sembahyang Sunat 4 rakaat

Rakaat pertama: Al-Fatihah dan surah

Rakaat kedua: Al-Fatihah dan surah

Rakaat ketiga: Al-Fatihah dan surah

Rakaat keempat: Al-Fatihah dan surah

SUSUNAN SURAH

Baca surah secara menurun susunan Al-quran, misalnya rakaat pertama Qul-Ya (Al-Kafirun) dan rakaat kedua Qulhuwallah (Al-Ikhlas)

JARAK ANTARA SURAH

Selang (jarak) antara surah pada rakaat pertama dan kedua sekurang-kurangnya dua surah. Misalnya rakaat pertama Qul-Ya, rakaat kedua Qulhuwallah. (ditinggalkan 2 surah diantaranya iaitu An-Nasr dan Al-Masad). Makruh jika hanya diselangi satu surah pada rakaat pertama dan kedua.

Jarak antara surah pada rakaat pertama dan kedua tidak terlalu jauh. Makruh jika bacaan surah rakaat pertama dan kedua terlalu jauh jaraknya, misalnya baca surah Al-Baqarah pada rakaat pertama dan baca surah dari Muqaddam seperti Qul-huwallah pada rakaat kedua..

MEMBACA SURAH YANG PANJANG

Baca awal surah rakaat pertama, akhir surah rakaat kedua – surah yang panjang

Jika baca satu surah yang panjang dan tidak dihabiskan pada rakaat pertama, hendaklah dihabiskan pada rakaat kedua. Jika tidak boleh baca semuanya, sekurang-kurangnya baca beberapa ayat pada penghujung surah. (sekiranya ingat semua ayat dalam surah tersebut). Makruh jika tidak dihabiskan surah dalam rakaat kedua, sekiranya ingat (hafal) surah tersebut.

PANJANG BACAAN SURAH

Baca surah panjang dalam sembahyang Subuh iaitu sekurang-kurangnya 20 ayat seperti surah Al-Ghasiyah pada rakaat pertama dan Surah Al-Lail pada rakaat ke dua..

Baca surah Al-Bayyinah (Lam Yakunill lazi) dan surah di bawahnya (seperti Al-Qaariah) dalam Sembahyang Maghrib.

Jangan tetapkan bacaan tertentu dalam setiap sembahyang. Pelbagaikan bacaan surah mengikut susunan dan panjang surah yang diterangkan diatas.

Sujud Sahwi

Doa sujud sahwi:
Maha Suci Allah yang tidak tidur dan tidak lupa

Tidak pasti bilangan rakaat?

Dari Abu Said Al-Khudri r.a. katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda: “Apabila seseorang dari kamu merasa syak (ragu-ragu) dalam sembahyangnya, iaitu ia tidak tahu adakah ia sembahyang tiga atau empat rakaat, maka hendaklah ia membuang syak itu dan meneruskan sembahyangnya (bilangan rakaat yang diyakininya, kemudian ia sujud sahwi dua kali sebelum salam; dengan itu,

Jika ia telah sembahyang lima rakaat, maka genapkanlah sembahyang itu.

Jika ia telah sembahyang (empat rakaat) cukup, maka kedua sujud sahwi itu menjadi amal bakti yang menghina dan menghampakan syaitan yang menimbulkan was-was dan ragu-ragu itu.

(Hadis Shohih Riwayat Muslim)

Huraian:

Jika was-was samada tiga atau empat, ambil apa yang diyakini telah dilakukan iaitu tiga rakaat dan buang syak empat rakaat.

Dalam mazhab Hanafi, kalau seseorang telah buat 5 rakaat, hendaklah ditambah 1 rakaat lagi untuk menggenapkannya iaitu menjadi 6 rakaat, (4 fardhu dan 2 sunat)

Dalam mazhab Syafie, tidak perlu ditambah 1 rakaat, cuma sujud dua kali sahwi sahaja, sebelum salam.

Sujud dua kali itu mula-mula dilakukan oleh malaikat yang diperintahkan sujud kepada Nabi Adam. Melihatkan syaitan tidak sujud (setelah malaikat mengangkat kepala dari sujudnya), mereka sujud sekali lagi sebagai tanda syukur boleh patuh pada arahan Allah.


Haji Dan Masjid Allah

Masjid itu rumah Allah. Kaabah juga rumah Allah, tempat kiblat hambaNya membuat ibadah dan tempat turun rahmatnya.

Sabda Nabi s.a.w.

Allah menjanjikan setiap tahun 600 ribu orang akan melakukan haji di rumah ini (Kaabah). Maka jika kurang (bilangannya), ia akan dicukupkan oleh Allah dengan malaikat………..”

Dalam hadith yang lain dikatakan:

setiap waktu akan ada 80 ribu orang sembahyang jemaah di Masjidil Haram. Jika kurang (bilangannya), ia akan dicukupkan oleh Allah dengan malaikat yang berupa manusia.

Yang paling penting pastikan duit untuk buat haji dari sumber yang halal.

Siapa buat haji dengan duit yang halal, tidak celupar mulutnya, tidak bercakap perkara keji, tidak bergaduh dan tidak bercakap perkara yang menaikkan nafsu, dia akan pulang dengan haji yang mabrur.

Jika ada hutang, selesaikan atau minta izin pemberi hutang dahulu atau cari “guarantor” yang boleh menyelesaikan hutang jika berlaku sesuatu. Hutang itu hak manusia, haji hak Allah jika ada kemampuan dari segi kewangan yang melebihi keperluan. Sempurnakan dulu hak manusia dan keluarkan zakat simpanan dari duit yang disimpan.

Dari 600 ribu orang yang buat haji, kadang-kadang hanya 6 orang yang sempurna hajinya. Yang lain hanya menumpang haji mereka yang 6 ini. Salah satu dari 6 orang ini tidak sempat pergi haji tapi diterima juga haji nya. Orang ini telah membuat persiapan haji dan telah keluar dari rumahnya serta berniat haji. Tiba-tiba datang seorang miskin berjumpanya minta didoakan di Mekah agar 3 anak perempuannya dapat berkahwin. Mendengarkan cerita orang miskin ini, orang yang hendak keluar mengerjakan haji itu membatalkan hasratnya untuk pergi haji dan memberi wang kepada orang miskin itu untuk mengahwinkan anaknya. Walaupun begitu, Allah telah terima hajinya disebabkan dia telah berniat haji dan keluar dari rumahnya. Begitulah Allah membalas keikhlasannya membantu orang miskin mengahwinkan anak-anak perempuannya.

Wali Tawaf Baitullah

Salah satu kelebihan Baitullah ialah:

Tiap-tiap hari ada seorang wali Abdal tawaf Baitullah.

Wali ialah orang yang betul (taat dan patuh) dengan syariat Allah dan Nabi s.a.w, juga orang yang dekat dengan Allah. Wali maknanya sahabat Allah (orang yang sayang Allah lebih dari segala-galanya), amal sunnah Nabi atas dirinya (contohnya menyimpan janggut seperti mana panjangnya janggut Nabi, melakukan ibadah sunat seperti puasa dan sembahyang sunat selain yang wajib).

Wali diberi keramat (benda atau kebolehan luarbiasa yang diberikan Allah sebagai menghormatinya). Ada juga wali yang tiada keramat. Ada wali yang zahir (nampak) keramatnya, ada yang tidak nampak keramatnya.

Ada tujuh peringkat wali, salah satunya wali Abdal. Tiap-tiap masa ada 40 wali Abdal. Bila seorang mati, akan diganti dengan yang lain. Mereka “meeting” di Syria dan Iraq setiap tahun untuk memikirkan tentang pentadbiran dunia, siapa yang patut diberi kuasa pemerintahan.

Wali - orang yang menyayangi Allah

Dalam hadith, orang yang menyayangi Allah, dia memberi kerana Allah. Dalam satu hadith yang lain, kalau orang meminta kerana Allah, berilah kerana Allah. Orang yang diberi harta yang banyak akan ditanya Allah diakhirat nanti. Allah suruh cari rezeki, bukan rezeki yang banyak. Oleh itu jika diberi harta yang banyak, niatlah untuk memberi kerana Allah dan gunalah harta untuk sedekah, derma, zakat.

Adh-Dhariyat [19] Dan pada harta-harta mereka, (ada pula bahagian yang mereka tentukan menjadi) hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang menahan diri (daripada meminta)

Zikir

Rasulullah s.a.w bersabda:

Siapa membaca : ‘Subhanallah,wabihamdihi’ (Maha Suci Allah dan segala puji bagiNya) dalam sehari seratus kali, akan digugurkan dosanya walaupun sebanyak buih lautan. (Riwayat Syaikhan dari Abu Hurairah)

Imam Bukhari menamatkan kitab hadithnya dengan hadith berikut, Rasulullah s.a.w bersabda:

Dua kalimat yang ringan di lidah, pahalanya berat di timbangan (hari Kiamat) dan disenangi oleh Tuhan Yang Maha Pengasih, adalah: Subhaanallaah wabihamdihi, subhaanallaahil ‘azhiim. (HR. Al-Bukhari 7/168, Muslim 4/2072.)

Dalam zikir yang lain pula:

……..Subhanallahi wa bihamdihi ‘adada khalqihi,wa ridhaka nafsihi, wa ziinata ‘Arsyihi, wa midada kalimatihi’(Maha Suci Allah dan segala puji bagiNya sebanyak bilangan makhlukNya, dan sebesar redha diriNya, dan seberat ‘ArasyNya,dan sebanyak hitungan kalimatNya).’ (Hadis riwayat Muslim)

Semua makhluk Allah berzikir dan bertasbih (subhanallah) mengingatinya.

Al-Israa [44] Langit yang tujuh dan bumi serta sekalian makhluk yang ada padanya, sentiasa mengucap tasbih bagi Allah dan tiada sesuatupun melainkan bertasbih dengan memujiNya; akan tetapi kamu tidak faham akan tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyabar, lagi Maha Pengampun.

Semut dan katak juga berzikir kepada Allah.

Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya: Dari Rasulullah s.a.w: Sesungguhnya pernah seekor semut menggigit salah seorang Nabi lalu Nabi tersebut menyuruh supaya membakar sarang semut tersebut, tetapi Allah menurunkan wahyu kepadanya: Apakah hanya gara-gara seekor semut menggigitmu lantas kamu akan binasakan satu umat yang selalu membaca tasbih?

Rasulullah (sallallahu alayhi wasallam) said : “Its croaking is Tasbeeh. Narrated by An-Nas’ai. (suara katak itu tasbih, memuji Allah)

Berzikir sambil berjalan pun boleh, sambil baring atas tilam yang empuk pun boleh berzikir. Ramai orang duduk atas tilam empuk masuk syurga VIP (syurga yang hebat) kerana zikir. Yang penting luangkan masa untuk berzikir, walaupun sedikit asalkan berterusan. Walaupun sekadar Qulhuwallah 10 kali setiap pagi lepas Subuh dan 30 zikir lepas sembahyang (Subhanallah 10 kali, Alhamdulillah 10 kali dan Allahuakbar 10 kali). Yang penting jadikan amalan rutin.

“…….akan digugurkan dosanya walaupun sebanyak buih lautan”

Hanya dosa dengan Allah sahaja diampun. Dosa dengan manusia seperti mengumpat, mencuri hendaklah diselesaikan (settle) dengan meminta maaf dari manusia.

Mukmin Dimatikan Dgn Angin Sebelum Kiamat

Orang Islam adalah penawar kepada seluruh umat Islam. Orang Islam yang takwa, taat menjadi penawar iaitu penahan bala. Dalam satu hadis dinyatakan ada orang sembahyang ada yang tidak, ada yang puasa, ada yang tidak. Namun tidak dikenakan bala selagi ada orang Islam yang taat.

Dalam hadis yang lain ” tidak berlaku kiamat selagi ada orang yang menyebut nama Allah“. Bila Allah hendak menamatkan perkhidmatan dunia, orang Islam dimatikan melalui angin.

Daripada Nawas bin Sam’an r.a. (dalam hadis yang panjang) berkata:-

Nabi s.a.w bersabda lagi: “Semasa manusia sedang menikmati kemakmuran dan kemewahan yang tersebut tiba-tiba Allah menghantar sejenis angin yang baik….lalu mengambil nyawa tiap-tiap orang yang baik - mukmin dan muslim, dan tinggallah sahaja orang-orang jahat dengan keadaan bercakaran sesama sendiri dan berhubung jenis seperti haiwan, maka pada zaman mereka inilah berlakunya hari kiamat.”

(Dan pada satu riwayat yang lain:

“Kemudian Allah menghantar sejenis angin yang sejuk nyaman, yang datangnya dari arah negeri Syam, maka pada saat itu tidak tinggal di atas muka bumi seorang pun yang terdapat dalam hatinya seberat zarah kebaikan atau iman melainkan diambil nyawanya oleh angin itu.

Nabi s.a.w bersabda lagi:

“Maka tinggallah sahaja orang-orang jahat yang cepat bergerak melakukan maksiat dan kedurhakaan secepat burung terbang, dan yang menceroboh serta menzalimi satu sama lain seperti binatang buas; mereka tidak suka dan tidak mengenal perkara yang baik, dan tidak benci serta tidak melarang daripada melakukan perkara yang buruk.

Pada saat itu syaitan menyamar diri kepada mereka serta bertanya: “Tidak malukah kamu meninggalkan jalan mendampingkan diri kepada Allah? Tidak mahukah kamu menurut ajakanku?

Maka mereka pun bertanya: Jika demikian apa yang engkau suruh kami lakukan?

Syaitan pun menyuruh mereka menyembah berhala untuk mendampingkan diri mereka dengan Tuhan (konon), mereka menerima ajakan Syaitan itu lalu menyembah berhala, sedang rezeki mereka mencurah-curah dan penghidupan mereka baik dan mewah; kemudian ditiup sangkakala, yang pertama, yang mematikan segala yang bernyawa….”)

Orang Islam adalah penawar kepada seluruh umat Islam. Orang Islam yang takwa, taat menjadi penawar iaitu penahan bala. Dalam satu hadis dinyatakan ada orang sembahyang ada yang tidak, ada yang puasa, ada yang tidak. Namun tidak dikenakan bala selagi ada orang Islam yang taat.

Dalam hadis yang lain ” tidak berlaku kiamat selagi ada orang yang menyebut nama Allah“. Bila Allah hendak menamatkan perkhidmatan dunia, orang Islam dimatikan melalui angin.

Daripada Nawas bin Sam’an r.a. (dalam hadis yang panjang) berkata:-

Nabi s.a.w bersabda lagi: “Semasa manusia sedang menikmati kemakmuran dan kemewahan yang tersebut tiba-tiba Allah menghantar sejenis angin yang baik….lalu mengambil nyawa tiap-tiap orang yang baik - mukmin dan muslim, dan tinggallah sahaja orang-orang jahat dengan keadaan bercakaran sesama sendiri dan berhubung jenis seperti haiwan, maka pada zaman mereka inilah berlakunya hari kiamat.”

(Dan pada satu riwayat yang lain:

“Kemudian Allah menghantar sejenis angin yang sejuk nyaman, yang datangnya dari arah negeri Syam, maka pada saat itu tidak tinggal di atas muka bumi seorang pun yang terdapat dalam hatinya seberat zarah kebaikan atau iman melainkan diambil nyawanya oleh angin itu.

Nabi s.a.w bersabda lagi:

“Maka tinggallah sahaja orang-orang jahat yang cepat bergerak melakukan maksiat dan kedurhakaan secepat burung terbang, dan yang menceroboh serta menzalimi satu sama lain seperti binatang buas; mereka tidak suka dan tidak mengenal perkara yang baik, dan tidak benci serta tidak melarang daripada melakukan perkara yang buruk.

Pada saat itu syaitan menyamar diri kepada mereka serta bertanya: “Tidak malukah kamu meninggalkan jalan mendampingkan diri kepada Allah? Tidak mahukah kamu menurut ajakanku?

Maka mereka pun bertanya: Jika demikian apa yang engkau suruh kami lakukan?

Syaitan pun menyuruh mereka menyembah berhala untuk mendampingkan diri mereka dengan Tuhan (konon), mereka menerima ajakan Syaitan itu lalu menyembah berhala, sedang rezeki mereka mencurah-curah dan penghidupan mereka baik dan mewah; kemudian ditiup sangkakala, yang pertama, yang mematikan segala yang bernyawa….”)

Larangan Melantik Pemimpin Kafir

Ali-Imran [28] Janganlah orang-orang yang beriman mengambil orang-orang kafir menjadi teman rapat dengan meninggalkan orang-orang yang beriman dan sesiapa yang melakukan (larangan) yang demikian maka tiadalah dia (mendapat perlindungan) dari Allah dalam sesuatu apapun, kecuali kamu hendak menjaga diri daripada sesuatu bahaya yang ditakuti dari pihak mereka (yang kafir itu) dan Allah perintahkan supaya kamu beringat-ingat terhadap kekuasaan diriNya (menyeksa kamu) dan kepada Allah jualah tempat kembali.

Janganlah orang-orang yang beriman mengambil orang-orang kafir menjadi teman rapat dengan meninggalkan orang-orang yang beriman

Agama juga berkait rapat dengan politik iaitu kuasa pemerintahan. Ayat ini melarang orang Islam dari melantik orang kafir sebagai pemimpin tertinggi dan apa-apa jawatan penting dalam sesebuah kerajaan Islam. Ini kerana apabila mereka (orang kafir) berkuasa, mereka boleh memusnahkan amalan orang Islam, juga askar dan polis terletak di bawah kekuasaan mereka.

Islam tidak benar lantik orang kafir sebagai ketua negara, ketua tentera dalam sesebuah kerajaan Islam . (post yang “top” seperti perdana menteri mesti Islam). Ini kerana dibimbangi rahsia negara seperti kewangan dan pertahanan umat Islam akan diketahui mereka. Dalam ayat yang lain, dilarang menjadikan orang kafir sebagai penyimpan rahsia:

Ali-Imran [118] Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengambil orang-orang yang bukan dari kalangan kamu menjadi orang dalam (yang dipercayai)…….

Dalam mazhab Syafie, orang kafir tidak boleh memegang jawatan dalam kerajaan Islam dan menjadi tentera. Dalam mazhab Hanafi, orang kafir boleh memegang jawatan dalam kerajaan Islam dan boleh menjadi tentera selagi jawatan tertinggi dipegang oleh orang Islam.

Sekiranya dilantik juga, Allah tidak rugi apa-apa, sebaliknya orang Islam yang rugi, berdosa dengan Allah dan Islam juga akan musnah :

dan sesiapa yang melakukan (larangan) yang demikian maka tiadalah dia (mendapat perlindungan) dari Allah dalam sesuatu apapun,

Selain itu dilarang juga berkawan rapat dengan orang kafir. Sejak dari dahulu lagi, mereka tidak ikhlas dalam berkawan dengan orang Islam. Cuma sekadar menanam tebu di bibir mulut. Dibolehkan bergaul dengan orang kafir dalam urusan harian dan bisnes, selagi mereka tidak menggangu urusan kerajaan dan pemerintahan. Jika mereka terlibat dengan pemerintahan, maka berhati-hatilah berurusan dengan mereka seperti “menanam tebu dibibir mulut”. Orang kafir yang terlibat dengan politik tidak lagi termasuk dalam kategori kafir zimmi.

Kafir zimmi
Berdasarkan maksud surah Mumtahanah ayat 8-9 dan surah Ali Imran ayat 28, kafir zimmi sekurang-kurangnya perlu memenuhi ciri-ciri berikut:-

(a) Orang kafir yang tinggal di negara Islam di atas kebenaran pemerintah Islam,(b) Kafir yang tidak terlibat secara langsung dalam urusan politik kerajaan Islam, dan (c) Kafir yang tunduk dan patuh di bawah sistem perundangan kerajaan Islam

“kecuali kamu hendak menjaga diri daripada sesuatu bahaya yang ditakuti dari pihak mereka (yang kafir itu)”

Misalnya di negera bukan Islam atau di negara yang sama banyak bilangan kafir dan Islam, dibolehkan melantik bukan Islam sebagai pemimpin.

dan Allah perintahkan supaya kamu beringat-ingat terhadap kekuasaan diriNya (menyeksa kamu) dan kepada Allah jualah tempat kembali.

Politik juga bukanlah lesen untuk mengata, mengumpat dan menceritakan keburukan orang lain. Semuanya akan disoal apabila kembali kepada Allah nanti.

Tempat kembali kepada Allah cuma dua iaitu syurga dan neraka. Adapun A’raf (atas pagar) itu cuma tempat sementara bagi mereka yang sama banyak timbangan amalan baik dan jahatnya, orang yang gila sebelum baligh. Akhirnya mereka dimasukkan ke dalam syurga setelah disiksa batin melihat keseronokan syurga.

Sangkakala Kedua

Az-Zumar [68]……….kemudian ditiup sangkakala sekali lagi, maka dengan serta-merta mereka bangun berdiri menunggu (kesudahan masing-masing).

Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasullullah s.a.w. bersabda: “Diantara dua kali tiupan sangkakala itu jaraknya empat puluh tahun (Tiupan untuk mematikan dan membangkitkan semula). Kemudian Allah s.w.t. menurunkan hujan air bagaikan mani orang lelaki, maka timbullah orang-orang mati bagaikan timbulnya tanaman (sayur-sayuran).

Dalam masa 40 tahun itu, dihapuskan bukit-bukau dan diratakan bumi ini seperti roti:-

Ta-Ha[106] Lalu Dia membiarkan tapak gunung-gunung itu (di bumi) rata lagi licin. [107] Engkau tidak akan melihat pada tapaknya itu tempat yang rendah atau yang tinggi.

Hadis Abu Said Al-Khudriy r.a:
Rasulullah s.a.w bersabda: Pada Hari Kiamat nanti bumi akan berubah seolah-olah menjadi sepotong roti yang dilambungkan oleh Tuhan Yang Maha Perkasa…..

Az-Zumar [68]……….kemudian ditiup sangkakala sekali lagi, maka dengan serta-merta mereka bangun berdiri menunggu (kesudahan masing-masing).

Tiupan yang kedua adalah untuk membangkitkan semula. Pada masa ini manusia sudah siap untuk bangun setelah dihidupkan kembali. Allah s.w.t. menurunkan hujan air bagaikan mani lelaki pekatnya dan warna kekuningan seperti air benih perempuan untuk menghidupkan kembali manusia dan makhluknya.

Fatir [9]…..lalu Kami hidupkan bumi sesudah matinya dengan (hujan dari awan) itu. Sedemikian itu pula kebangkitan manusia (hidup semula sesudah mati).

Setelah hujan selama sebulan siang dan malam, air masuk ke dalam bumi untuk memulihkan kembali manusia dengan air hujan yang masuk melalui tulang sulbi mereka (yang tidak dihancurkan).

Sangkakala Pertama

Az-Zumar [68] Dan sudah tentu akan ditiup sangkakala, maka pada waktu itu matilah makhluk-makhluk yang ada di langit dan yang ada di bumi, kecuali sesiapa yang dikehendaki Allah (terkemudian matinya);……

Dan sudah tentu akan ditiup sangkakala, maka pada waktu itu matilah makhluk-makhluk yang ada di langit dan yang ada di bumi,….

Sangkakala itu berbentuk tanduk dan ditiup oleh Malaikat Israfil. Mengikut hadis, malaikat sudah ready (bersedia) untuk meniup, hanya menunggu arahan sahaja.

Abul-Laits juga telah meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasullullah s.a.w. bersabda: “Ketika Allah s.w.t. telah selesai menjadikan langit dan bumi, Allah s.w.t. menjadikan sangkakala dan diserahkan kepada Malaikat Israfil, maka ia meletakkannya dimulutnya melihat ke Arsy menantikan bilakah ia diperintahkan.” Saya bertanya: “Ya Rasullullah, apakah shur (sangkakala) itu?” Jawab Rasullullah s.a.w.: “Bagaikan tanduk dari cahaya.”

Tiupan sangkakala yang pertama untuk mematikan adalah perlahan, makin lama makin kuat. Masa ini orang Islam sudah tiada, dimatikan dengan angin. Saintis, orang kafir dan fasik mencari-cari punca bunci itu dengan segala teknologi yang canggih masa itu. Mereka mula takut dan panik, akhirnya “heart fail”, jantung mereka berhenti berdenyut dan matilah.

…kecuali sesiapa yang dikehendaki Allah (terkemudian matinya);…

Kecuali Malaikat Jibrail, Mikail, Israfil. Izrail dan 8 Malaikat yang memikul arasy.

Al-Haqqa [17] Sedang malaikat-malaikat (ditempatkan) mengawal segala penjurunya dan Arasy Tuhanmu pada saat itu dipikul oleh lapan malaikat di atas malaikat-malaikat yang mengawal itu

Arasy ini makhluk Allah yang terbesar.

Malaikat Izrail (malaikat maut) yang terakhir sekali mati, dia mencabut nyawanya sendiri. Ada juga riwayat yang mengatakan Jibrail yang terakhir mati. Dua-duanya betul. Jibrail malaikat yang terakhir mati berbanding malaikat dan makhluk lain. Izrail yang terakhir mati kerana tugasnya mengambil nyawa. Mereka mati bukan melalui tiupan sangkakala, tetapi dicabut nyawa.

Monday, May 5, 2008

Wali Allah Yang Cintaikan Allah

Seorang wali yang tidak berkahwin dan tidak pernah menyatakan hasrat untuk berkahwin. Beliau sangat cintakan Allah, bimbang sekiranya beliau kahwin, beliau akan lupakan Allah kerana banyak mengingati anak dan isteri. Hatinya hanya boleh menyayangi satu sahaja, samada Allah atau yang lain.


Akhirnya keluarga beliau mengahwinkannya secara “kahwin fuduli” (dibolehkan mengikut mazhab Hanafi, tetapi tidak boleh pada mazhab Syafie. Keluarganya tolong jawab nikah bagi pihaknya, tanpa pengetahuannya. Setelah lelaki itu tahu dan sekiranya dia diam, maka sahlah nikah itu. Tetapi sekiranya dia membantah, batallah nikah itu.)

Setelah dikahwinkan, perempuan yang merupakan isterinya itu dihantarlah ke rumahnya. Pada malam itu bila pulang ke rumahnya, beliau melihat cahaya pelita terang dalam rumahnya. Siapa pula yang datang ke rumahku. Lalu beliau masuk dan melihat perempuan yang berkelubung duduk dekat pelita itu serta bertanya ” Siapakah kamu?”. Maka jawab perempuan it, “sayalah urus kamu” (isteri). Kata wali itu “Allah tidak berurus, tidak berkahwin, bagaimana aku hendak berkahwin”. Lalu keluar api yang membakar perempuan itu dan mati hanguslah perempuan itu.

Wali itu berada dalam sifat “Jalal” (sifat hebat dan garang). Sepertimana Syeikh Mui’nuddin Chisti setelah berzikir dan berada dalam sifat jalal, beliau melihat batu di luar biliknya sehingga hangus batu itu kerana “contact” peribadinya dengan Allah sangat kuat pada masa itu.

Wali itu banyak mengamalkan Qulhuwallah (surah Al-Ikhlas) dan dikatakan telah mencapai 100 tempat makam Qulhuwallah. Dia mengajar ilmu tarekat. Anak muridnya hanya seorang. Setelah anak muridnya mencapai taraf khalifah, dihantarnya jauh dari tempatnya. Maka anak muridnya bertanya ” Bila saya sudah berada jauh dan bila tuan guru sakit atau meninggal, bagaimana saya hendak berkhidmat pada tuan guru?” Jawab wali itu “Bila keramatmu diketahui orang, itulah hari kematianku”.Anak muridnya itu juga adalah seorang wali yang kemudiannya menyertai askar. Raja Islam pada masa itu telah pergi memburu dan melihat seorang perempuan dan jatuh hati kepada perempuan itu (seorang anak raja kafir yang cantik). Raja itu telah menghantar orang meminang tetapi pinangannya ditolak. Kemudiannya dihantar askar untuk berperang tetapi tewas juga tentera Islam. Akhirnya dicadangkan kepada raja supaya meminta pertolongan wali supaya berdoa untuk kemenangan dalam perang. Setelah dicuba beberapa wali, semuanya tidak dapat mendoakannya kecuali seorang sahaja (wali yang masuk askar tadi). Lalu raja bertanya bagaimana hendak mengecam wali yang makbul doanya. Bila berlaku ribut disatu malam, raja dan menterinya keluar ke khemah-khemah askar, melihat hanya khemah wali tadi yang tidak dilanda ribut dan wali itu sedang membaca quran. Lalu raja meminta wali tadi berdoa. Pada mulanya beliau tidak sanggup sehinggalah raja itu meletakkan tangannya di atas kaki wali itu tanda rendah diri. Raja itu juga memberi wang gajinya untuk bulan itu. Kemudian raja itu menghantar tenteranya dan mendapat kemenangan.

Maka teringatlah wali tadi akan pesan gurunya.

“Bila keramatmu diketahui orang, itulah hari kematianku”.

Lalu beliau pulang dan membeli kain kapan untuk tuan gurunya. Tiada siapa yang boleh menyentuh mayat gurunya kerana keluar api dari mayatnya. Hanya dia sahaja yang boleh menyentuh mayat gurunya. Tok gurunya juga pernah berpesan supaya jangan sesiapa mengimamkan sembahyangkan jenazahnya sehingga “orang luar” datang. Lalu datang seorang berkuda dan memakai burqa@purdah (kain yang menutup mukanya) dan mengimamkan sembahyang jenazah. Selesai sembahyang,lelaki berkuda itu meninggalkan jemaah. Lalu anak muridnya itu memegang tali kuda itu dan mengikut lelaki berkuda itu hinggalah ke satu tempat jauh dari orang ramai. Lalu murid itu bertanya siapakah kamu. Lelaki berkuda itu bertanya ‘betulkah kamu ingin mengetahui siapa aku’ Setelah dibuka kainnya, dilihatnya tuan gurunya yang mati itu adalah lelaki berkuda tadi. Tuan gurunya menyembahyangkan jenazahnya sendiri. Seperti kata Nabi, wali-wali tidak mati, hanya jasadnya mati.

Kuburnya pula tidak boleh dilalui burung. Sekiranya burung melalui kawasan kuburnya, terbakarlah burung itu. Setelah itu wali yang lain pula berdoa kepada Allah minta ditutupkan keramatnya.

Berbalik pada kisah raja dan tentera Islam yang mencapai kemenangan tadi. Perempuan kafir itu pula menyuruh dayangnya menyediakan kayu api. Bila tentera Islam masuk ke istana, dinyalakan api. Bila raja itu hendak menyentuhnya, perempuan itu membunuh diri dan terjun ke dalam api itu.

Wali-wali semenangnya fana’ dalam cinta dan kasih sayang kepada Allah sehingga lupa diri sendiri. Bukan seperti kita cinta kepada harta, pangkat dan dunia. Mereka tidak cinta dunia, tinggal sahaja dalam dunia untuk melaksanakan perintah Allah.

Wali Allah Solat Atas Air

Sebuah kapal yang sarat dengan muatan dan bersama 200 orang temasuk ahli perniagaan berlepas dari sebuah pelabuhan di Mesir. Apabila kapal itu berada di tengah lautan maka datanglah ribut petir dengan ombak yang kuat membuat kapal itu terumbang-ambing dan hampir tenggelam. Berbagai usaha dibuat untuk mengelakkan kapal itu dipukul ombak ribut, namun semua usaha mereka sia-sia sahaja. Kesemua orang yang berada di atas kapal itu sangat cemas dan menunggu apa yang akan terjadi pada kapal dan diri mereka.

Ketika semua orang berada dalam keadaan cemas, terdapat seorang lelaki yang sedikitpun tidak merasa cemas. Dia kelihatan tenang sambil berzikir kepada Allah S.W.T. Kemudian lelaki itu turun dari kapal yang sedang terumbang-ambing dan berjalanlah dia di atas air dan mengerjakan solat di atas air.
Beberapa orang peniaga yang bersama-sama dia dalam kapal itu melihat lelaki yang berjalan di atas air dan dia berkata, "Wahai wali Allah, tolonglah kami. Janganlah tinggalkan kami!" Lelaki itu tidak memandang ke arah orang yang memanggilnya. Para peniaga itu memanggil lagi, "Wahai wali Allah, tolonglah kami. Jangan tinggalkan kami!"

Kemudian lelaki itu menoleh ke arah orang yang memanggilnya dengan berkata, "Apa hal?" Seolah-olah lelaki itu tidak mengetahui apa-apa. Peniaga itu berkata, "Wahai wali Allah, tidakkah kamu hendak mengambil berat tentang kapal yang hampir tenggelam ini?"
Wali itu berkata, "Dekatkan dirimu kepada Allah."
Para penumpang itu berkata, "Apa yang mesti kami buat?"
Wali Allah itu berkata, "Tinggalkan semua hartamu, jiwamu akan selamat."
Kesemua mereka sanggup meninggalkan harta mereka. Asalkan jiwa mereka selamat. Kemudian mereka berkata, "Wahai wali Allah, kami akan membuang semua harta kami asalkan jiwa kami semua selamat."

Wali Allah itu berkata lagi, "Turunlah kamu semua ke atas air dengan membaca Bismillah."
Dengan membaca Bismillah, maka turunlah seorang demi seorang ke atas air dan berjalan menghampiri wali Allah yang sedang duduk di atas air sambil berzikir. Tidak berapa lama kemudian, kapal yang mengandungi muatan beratus ribu ringgit itu pun tenggelam ke dasar laut.
Habislah kesemua barang-barang perniagaan yang mahal-mahal terbenam ke laut. Para penumpang tidak tahu apa yang hendak dibuat, mereka berdiri di atas air sambil melihat kapal yang tenggelam itu.

Salah seorang daripada peniaga itu berkata lagi, "Siapakah kamu wahai wali Allah?"
Wali Allah itu berkata, "Saya ialah Awais Al-Qarni."
Peniaga itu berkata lagi, "Wahai wali Allah, sesungguhnya di dalam kapal yang tenggelam itu terdapat harta fakir-miskin Madinah yang dihantar oleh seorang jutawan Mesir."
WaliAllah berkata, "Sekiranya Allah kembalikan semua harta kamu, adakah kamu betul-betul akan membahagikannya kepada orang-orang miskin di Madinah?"
Peniaga itu berkata, "Betul, saya tidak akan menipu, ya wali Allah."

Setelah wali itu mendengar pengakuan dari peniaga itu, maka dia pun mengerjakan solat dua rakaat di atas air, kemudian dia memohon kepada Allah S.W>T agar kapal itu ditimbulkan semula bersama-sama hartanya.
Tidak berapa lama kemudian, kapal itu timbul sedikit demi sedikit sehingga terapung di atas air. Kesemua barang perniagaan dan lain-lain tetap seperti asal. Tiada yang kurang.
Setelah itu dinaikkan kesemua penumpang ke atas kapal itu dan meneruskan pelayaran ke tempat yang dituju. Apabila sampai di Madinah, peniaga yang berjanji dengan wali Allah itu terus menunaikan janjinya dengan membahagi-bahagikan harta kepada semua fakir miskin di Madinah sehingga tiada seorang pun yang tertinggal. Wallahu a'alam.

Wali Allah Dituduh Mencuri

Kisah ini di cerikakan oleh Zin-Nun rahimahlah di mana pada suatu hari beliau bercadang untuk pergi ke seberang laut untuk mencari barang yang di hajatinya. Setelah persiapan diatur, beliau telah membeli tiket untuk menaiki kapal untuk menuju ke tempat yang dihajatinya. Kapal yang di naiki oleh Zin-Nun penuh sesak dengan orang ramai. Di antara penumpang-penumpang yang menaiki kapal tersebut, ada seorang pemuda yang sangat kacak paras rupanya, wajahnya bersinar cahaya. Pemuda itu duduk di tempat duduk dengan tenang sekali, tidak seperti penumpang lain yang kebanyakkannya mudar-mandir di atas kapal itu.

Keadaan di dalam kapal tersebut agak panas kerana suasana di dalam kapal tersebut penuh sesak dengan orang ramai. Pada peringkat permulaan pelayaran, keadaannya berjalan dengan lancar sekali kerana keadaan laut tidak bergelombang dan angain bertiup tidak terlalu kencang. Suasana di dalam kapal ketika itu sangat tenang, kerana penumpang dengan hal masing-masing, tiba-tiba mereka dikejutkan dengan pengumuman yang di buat oleh kapten kapal tersebut bahawa dia telah kehilangan satu barang yang sangat berharga. Satu pemeriksaan akan dijalankan sedikit masa lagi. Semua penumpang di ingatkan supaya duduk di tempat masing-masing.

Keadaan di dalam kapal tersebut telah menjadi hingar-bingar kerana penumpang sibuk bercakap dan berpandangan di antara satu sama lain. Masing-masing membuat andaian tersendiri mengenai kehilangan barang tersebut. Tidak berapa lama kemudian, pemeriksaan di lakukan seorang demi seorang, semua beg, barang-barang digelidah tetapi tidak menjumpai barang yang di cari. Akhirnya sampai kepada pemuda yang disebutkan oleh Zin- Nun. Oleh kerana pemuda itu orang terakhir yang di periksa, pada anggapan orang ramai dan pegawai pemeriksa sudah tentu pemuda ini yang mencuri barang tersebut. Maka pemuda itu di perlakukan dengan kasar sekali di dalam pemeriksaan tersebut, pemuda itu memprotes di atas tindakan kasar yang di lakukan oleh pegawai pemeriksa sambil berkata, bahawa dia bukannya seorang pencuri, Dengan protes tersebut, ia menambahkan lagi syak wasangka pegawai dan kapten tersebut.

Oleh kerana tidak tahan dengan kekasaran yang di lakukan oleh pemeriksa tersebut, maka pemuda itu terjun ke laut, yang menghairankan orang ramai yang memerhatikan tingkah laku pemuda itu ialah pemuda itu tidak tenggelam di dalam laut, mala ia duduk di atas permukaan air. Pemuda itu berdoa kepada Allah dengan suara yang keras sekali "Ya Allah, mereka sekalian menuduhku pencuri, demi ZatMu, wahai tuhan yang membela orang teraniaya, perintahkan ikan-ikan di laut supaya timbul dan membawa permata-mata berharga di mulutnya".

Tidak lama kemudian, dengan kuasa Allah beribu-ribu ikan timbul dan kelihatan di mulutnya batu-batu permata yang berkilauan cahayanya. Semua orang yang berada di atas kapal bersorak dan menepuk tangan kepada pemuda itu. kapten kapal dan pegawainya sungguh terperanjat dan bingung seolah-oleh tidak percaya apa yang telah mereka telah lihat.

Pemuda itu berkata "Apakah kamu sekalian masih menuduhku sebagai pencuri pada hal perbendaharaan Allah ada di tanganku dan jika mahu aku boleh mengambilnya". Kemudian pemuda itu menyuruh ikan-ikan tersebut kembali ke tempat asal mereka dan pemuda itu berdiri dan berlari di atas air dengan cepat sekali sambil menyebut ayat ke- 4 surah Al Fatihah yang bermaksud 'Hanya kepada Mulah aku menyembah dan hanya kepada Mu pula aku meminta bantuan'.

Layakkah Kita Ke Syurga Milik Allah

Adakah layak Syurga Milik Kita

......lebih gembira menyambut 1 Januari daripada 1 Muharram !
......lebih tahu apa itu
14 Februari daripada 12 Rabiulawal !

......lebih membesarkan hari Sabtu dan Ahad daripada hari Jumaat !
......lebih khusyuk mendengar
lagu daripada mendengar Azan !
......lebih suka
lepak, tidur, tengok TV..dll daripada Solat dan mengaji !

......lebih tahu tentang artis pujaan kita daripada nama Nabi-Nabi Allah !
......lebih suka menyebut
hello! dan hi! daripada Assalamualaikum !
......lebih suka
menyanyi dangdut, rap, hip-hop...dll daripada Berwirid atau Bertahmid !
......lebih suka memuji
manusia daripada Tuhan kita sendiri !

......lebih suka membaca majalah hiburan daripada Buku-Buku Agama !
......lebih suka ke
konsert, karaoke daripada ke Ceramah Agama !
......lebih suka
memaki, mengumpat orang daripada Memuji mereka !
......lebih suka
mencarut , @#!*@!! daripada menyebut MasyaAllah !
......lebih suka
kemungkaran daripada membuat Kebaikan !
......lebih
bangga dengan kejahilan kita daripada Bersyukur dengan Keimanan kita !
......lebih cintakan
dunia daripada urusan Akhirat !

TETAPI bila ditanya arah tujuan kita, kita pasti akan jawab bahawa...

KITA SEBENARNYA......lebih suka menuju ke
Syurga daripada ke Neraka !

Layakkah kita dengan Syurga milik Allah???

Gambaran Syurga Mengikut Al Quran

Para ulama bersepakat syurga itu terletak di atas dari langit yang ketujuh. Dalam surah An-Majm ayat 13-15 Allah berfirman: Sesungguhnya ia (Muhammad) telah melihat Jibril sekali lagi, iaitu di Sidratul Muntaha, dan di dekatnya ada syurga tempat kembali. Ketika Rasulullah dalam perjalanan Mikraj, Baginda telah berhenti di Sidratul Muntaha. Menurut baginda, Sidratul Muntaha itu berada jauh di luar alam langit (di luar ruang angkasa). Di situlah Baginda dapati terletaknya syurga.

Kemudian dikatakan syurga itu luasnya seluas langit dan bumi sebagaimana difirmankan Allah dalam surah Ali Imran ayat 133:

Kejarlah oleh kamu ampunan Tuhan kamu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.

Di syurga juga udaranya nyaman tidak panas membakar dan tidak pula sejuk mengigit. Allah berfirman:

Mereka berehat didalam syurga dengan berteleku di atas pelamin-pelamin (yang berhias), mereka tidak nampak di situ adanya matahari (usahkan hawa panasnya), dan tidak juga merasai suasana yang bersangatan sejuknya. (Al-Insan: 13)

Abu Hurairah berkata bahawa Rasulullah bersabda: “Bahawa dinding-dinding syurga itu batu-bata dari perak dan emas. Tanahnya pohon kimkuma (Za’faran) dan buminya kasturi.” (Hadis riwayat Al-Bazzar).

Dalam sebuah hadis lain diceritakan bahawa Rasulullah bersabda yang bermaksud: “Tanah syurga itu licin putih, kasturi murni.” (Hadis riwayat Muslim).

Harumnya bau syurga ini dapat dicium dari jarak perjalanan 100 tahun.

Sungai-Sungai di Syurga

Sungai-sungai syurga pula memancar dari bawah-bawah bukit. Di dalam al-Quran, Allah banyak menyebut tentang macam-macam sungai di syurga ini antara lain firmanNya dalam Surah Muhammad ayat 15 yang bermaksud:

Sifat syurga yang telah dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa (ialah seperti berikut): Adasana segala jenis buah-buahan, serta keredhaan yang tinggal kekal di dalam syurga yang sedemikian itu keadaannya) sama seperti orang-orang yang tinggal kekal di dalam neraka dan diberi minum dan air yang menggeledak sehingga menjadikan isi perut mereka hancur? (sudah tentu tidak sama!). padanya beberapa sungai dari air yang tidak berubah (rasa dan baunya), dan beberapa sungai dari susu yang tidak berubah rasanya, serta beberapa sungai dari arak yang lazat bagi orang-orang yang meminumnya, dan juga beberapa sungai dari madu yang suci bersih. Dan ada pula untuk mereka di

Ayat di atas memberi pengertian bahawa sungai-sungai di syurga bukanlah mengandungi air-air biasa seperti di dunia ini, sebaliknya ada sungai yang berair susu, ada yang berair anggur (arak) yang tidak memabukkan, ada yang dari madu dan sebagainya. Sungai-sungai ini semuanya mengalir dengan tenang melalui rumah-rumah di syurga, di kebun-kebun dan di celah-celah pokok. Bahkan terdapat juga mata-mata air yang mengalir.

Jadi Allah telah menjanjikan bagi orang yang bertakwa itu sungai yang airnya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

= Airnya tidak berubah rasa dan baunya.

= Air susu yang tidak berubah rasa dan warnanya

= Air anggur (arak) yang lazat dan tidak memabukkan bagi peminumnya.

= Madu yang disaring

Sewaktu Israk dan Mikraj, Rasulullah s.a.w. pernah melihat sungai yang dinamakan Al-Kausar. Sungai ini dilingkari oleh bukit-bukit yang terdiri dari permata-permata dan tanahnya dari wewangian yang paling wangi. Tepian sungai ini terdiri dari emas sedangkan anak-anak batunya dari mutiara.

Barangsiapa meminum air dari Al-Kausar ini walau hanya satu kali sahaja, dia tidak merasa haus untuk selama-lamanya.

Tentang nama-nama sungai di syurga, tidak ada disebut dengan jelas di dalam al-Quran. Tetapi dalam sebuah hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Nabi bersabda:

Bahawasanya di syurga terdapat suatu sungai yang disebut sungai rajab, airnya lebih putih daripada air susu dan rasanya lebih manis daripada madu. Sesiapa yang puasa satu hari dari bulan Rajab, maka Allah memberikan minuman dari sungai itu.

Yang jelas sungai yang bersama Rajab dengan sifat-sifatnya yang luar biasa ini belum pernah dilihat dan dirasakan airnya oleh manusia di dunia ini. Walau bagaimanapun di dalam keterangan-keterangan lain disebutkan bahawa di syurga ada sungai-sungai seperti Al-Kausar dan Al-Firdaus.

Tentang Al-Kausar, Anas r.a. ada bercerita bahawa Rasulullah s.a.w. tidur di atas tikar jerami, tiba-tiba sambil mengangkat kepalanya Baginda tersenyum. Anas bertanya: “Mengapa engkau tertawa ya Rasulullah?” Baginda menjawab: “Ayat yang diturunkan kepadaku tadi (yang bermaksud):

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak (Al-Kausar), maka dirikanlah solat kerana Tuhanmu; dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus. (Al-Kausar: 1-2-3).

Kemudian Baginda bertanya: “Adakah engkau tahu apa itu Al-Kausar?” Anas menjawab: “Allah dan RasulNya yang lebih tahu.” Lalu Rasul menerangkan: “Al-Kausar itu satu sungai yang dijanjikan kepadaku oleh Allah, pada sungai itu banyak kebajikan. Di atasnya sebuah kolam (Al-Haudi) yang akan datang umatku kepadanya. Bejananya banyak sebanyak bintang-bintang di langit.” (Riwayat Muslim).

Seterusnya Imam At-Termizi meriwayatkan, Nabi bersabda: “Bahawa masing-masing nabi itu mempunyai kolam. Mereka ini bangga membanggakan manakah yang lebih banyak orang datang. Dan aku mengharap, bahawa adalah aku yang terbanyak orang datang.”

Mendengar tentang banyaknya kenikmatan yang terdapat pada Al-Kausar ini, tentu banyak di antara kita yang berharap untuk dapat menjadi golongan orang-orang yang dapat datang ke tempat tersebut. Agar harapan ini menjadi nyata, hendaklah kita berusaha mencari keredhaan Allah dalam kehidupan ini dari segala segi.

Syurga itu Bertingkat-Tingkat

Syurga itu bertingkat-tingkat dan setiap tingkat berbeza-beza pula. Jarak antara satu tingkat dengan tingkat yang lain ialah seperti jarak antara bumi dan langit. Adapun tingkatan syurga yang paling tinggi darjatnya dinamakan “Al-Firdaus”. Di atas Al-Firdaus inilah terletak “Arsy Rahman (Mahligai Tuhan)”.

Selain itu, keistimewaan syurga Al-Firdaus ialah para penghuninya akan dapat melihat wajah Allah dua kali dalam sehari iaitu pada waktu pagi dan petang. Sedangkan nikmat yang tertinggi di dalam syurga ialah apabila manusia dapat menatap wajah Allah. Adapun cara melihat Allah bukanlah seperti halnya kita melihat dengan mata biasa seperti yang lazim berlaku, tetapi caranya ialah dengan penglihatan mata yang telah ditentukan Allah buat para penduduk syurga.

Segala yang ada di syurga itu indah-indah belaka jauh lebih indah dari apa yang ada di atas muka bumi ini. Tetapi yang terindah di syurga ialah pandangan terhadap Allah, tidak sesuatu kenikmatan lain yang dapat melebihi keistimewaannya. Cuba kita bayangkan di dunia ini sahaja, kalaulah kita diberikan kesempatan bertemu dan berbual-bual dengan salah seorang pemimpin negara, tentu kita akan sangat gembira dan bahagia dengan pengalaman tersebut. Inikan pula akan bertemu dengan Allah yang menciptakan dunia ini.

Firman Allah dalam surah Al-Qiyamah ayat 22-23 yang bermaksud:

Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat.

Rasulullah pernah bertanya kepada Jibril: “Hai Jibril pernahkah kau melihat Allah?” jawab Jibril pernahkah kau melihat Allah?” jawab Jibril: “Bahawa di antara saya dan Tuhan ada 79 tutup yang terdiri dari lapisan-lapisan cahaya. Bila terbuka tutup yang paling luar, maka akan terbakarlah aku memandangNya. Sedangkan antara engkau dan Tuhan ada 71 lapisan tutup dari cahaya. Bila terbuka tutup yang paling luar, engkau akan terbakar pula memandangnya.”

Dalam hal ini pernah Nabi Musa a.s. meminta kepada Allah untuk melihatNya. Tetapi baru sahaja Allah menunjukkan diri kepada gunung, gunung itu bergegar dan hancur sehingga Musa jatuh pengsan. Ini membuktikan gunung yang bagaimana juga kukuhnya akan hancur bila Tuhan menunjukkan diriNya, inikan pula manusia yang lemah.

Kemudian dalam satu riwayat lain digambarkan syurga itu sebagai berikut :

= Tingkatan syurga pertama yang dibuat dari bahan perak baik kampung,rumah,

pintu dan kuncinya.

= Tingkatan syurga kedua yang dibuat dari bahan emas baik kampung,rumah,

pintu dan kuncinya.

= Tingkatan syurga ketiga yang kampung, rumah, pintu dan kuncinya dibuat dari bahan yakut dan lukluk (mutiara).

Taman-Taman Di Syurga

Allah menciptakan perkara-perkara yang luar biasa indah dan nikmatnya kepada orang-orang yang bertakwa sehingga menurut Nabi Muhammad s.a.w. di syurga itu terdapat apa-apa yang belum pernah dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga serta tidak pernah pula terlintas di hati manusia. Kalau di dunia ini kita selalu melihat macam-macam taman yang dihiasi indah dengan aneka macam tumbuhan dan bermacam-macam bunga, di situ kita boleh menghabiskan masa berjam-jam sambil menikmati keindahannya juga mencari ketenangan. Maka begitu juga di syurga, Allah menciptakan taman-taman bagi penghuninya.

Ada dua bentuk taman di syurga: (1) Dua taman yang dicipta Allah dari perak dengan segala apa yang ada padanya. (2) Dua taman yang dicipta Allah dari emas dengan segala apa yang ada padanya. (Riwayat Bukhari Muslim).

Pada taman-taman ini terdapat bermacam-macam buah-buahan sama ada kurma ataupun delima, air mata air dan sungai yang terus-menerus mengalir airnya dengan tenang. At-Tabrani meriwayatkan bahawa di taman-taman tersebut ada pohon-pohon yang rendang, besar, tinggi dan luas. Bila bidadari-bidadari bernyanyi di bawahnya, daun-daun dan ranting-ranting pohon-pohon itu bergerak-gerak sambil mengeluarkan bunyi-bunyian yang amat merdu pula.

Apabila angin berhembus lalu menyentuh daun dan ranting, maka akan terdengar desiran yang amat merdu pula. Sehingga tidak dapat dibanding manakah yang lebih merdu antara suara bidadari-bidadari atau bunyi desiran pohon-pohon tersebut.

Pintu-Pintu Syurga

Sebelum masuk ke syurga, penghuni-penghuninya akan melalui pintu-pintu syurga terlebih dahulu. Pintu-pintu ini ada bermacam-macam pula jenisnya. Hal ini disebutkan di dalam al-Quran Surah Shaad ayat 49-50 yang bermaksud:

Ini adalah kehormatan bagi mereka dan sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa benar-benar (disediakan) tempat kembali yang baik, (iaitu) syurga dan yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka.

Kemudian Abu Hurairah ada meriwayatkan sebuah Hadis Rasulullah s.a.w. bersabda:

Dan bagi syurga itu lapan pintu. Maka siapa yang termasuk dari orang yang menegakkan ibadah sembahyang, dia akan dipanggil dari pintu sembahyang. Bagi orang berpuasa ia akan dipanggil dari pintu puasa. Orang yang brsedekah akan dipanggil dari pintu sedekah. Dan yang berjihad akan dipanggil dari pintu jihad. (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Oleh kerana itu kalau seorang semasa hidupnya benar-benar melaksanakan segala hal yang disebut tadi, maka ia akan dipanggil untuk masuk melalui ke semua pintu-pintu tersebut.

Adapun pintu syurga bagi orang yang melakukan ibadah puasa dinamakan Ar-Rayyan. Sedangkan setiap Muslim yang pernah kematian tiga orang anak-anaknya yang masih kecil diberi kebebasan untuk masuk ke syurga melalui pintu mana sahaja yang disukainya.

Penghuni-penghuni syurga setiap orang mempunyai pintu-pintu tersendiri. Satu pintu untuk tempat masuknya sendiri. Satu untuk isterinya. Satu untuk tamu-tamu (malaikat dan kawan-kawannya). Satu menuju ke neraka untuk rasa nikmat Allah atas dirinya, dan satu pintu ke Arsy (Mahligai Allah untuk melihat wajah Allah).

Dalam buku “Ahli Syurga dan kenikmatannya” diterangkan, selain yang tersebut di atas ada lagi pintu-pintu yang diberi nama :

= Pintu para rasul dan nabi

= Pintu zakat

= Pintu haji

= Pintu syahadat dan selawat

= Pintu syuhada

= Pintu salihin

= Pintu siddiqin

= Pintu ilmu dan iman

= Pintu rahmat

= Pintu taubat

Dalam hadis riwayat Bukhari-Muslim, Rasulullah bersabda:

Demi Allah, demi antara dua ambang pintu syurga itu bagaikan jarak antara Makkah dan Basrah.

Jelaskan pada kita betapa luasnya pintu-pintu yang terdapat di dalam syurga.

Bilik-Bilik, Rumah dan Istana di Syurga

Untuk lebih menyeronokkan lagi, maka pada penghuni-penghuni syurga diberikan bilik-bilik khas, rumah dan istana yang dibuat dari permata-permata yang tembus dipandang mata seperti kaca. Di dalamnya penuh dengan kenikmatan dan kelazatan yang tidak pernah dilihat mata serta didengar telinga.

Pernah pada suatu hari para sahabat bertanya kepada Rasulullah: “Untuk siapakah Allah menyediakan bilik-bilik seperti itu ya Rasulullah?”

Rasulullah menjawab: “Bagi mereka yang menyebarkan salam, menyumbangkan makanan, terus berpuasa dan berjaga malam mengerjakan sembahyang sedangkan orang lain tidur nyenyak.”

Lalu sahabat-sahabat bertanya lagi : “Siapakah yang tahan dan sanggup berbuat demikian ya Rasulullah?”

Jawab Baginda lagi: “Umatku! Dengarlah …sesiapa yang bertemu sesama Muslim lalu ia memberi salam, itu bererti telah menyebarkan salam. Barang siapa yang memberi makan anak-anak dan isterinya sampai kenyang, bererti ia telah menyumbangkan makanan. Sesiapa yang berpuasa pada bulan Ramadan dan ditambah dengan tiga hari pada setiap bulan, itu bererti ia terus menerus berpuasa. Dan sesiapa yang menunaikan sembahyang Isyak terakhir dengan berjemaah, bererti dia telah bersembahyang malam sedang manusia tidur.” (Riwayat Abu Naim dari Jabir).

Bagi penghuni syurga ini, disediakan bilik-bilik sebagaimana yang dijanjikan Allah dalam Surah Az-Zumar ayat 20:

Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya mereka mendapat tempat-tempat yang tinggi, di atasnya dibangun pula tempat-tempat yang tinggi yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Allah telah berjanji dengan sebenar-benarnya. Allah tidak akan memungkiri janjinya.

Kemudian di dalam firmanNya Surah Muhammad ayat 6 yang bermaksud:

Dan memasukkan mereka ke dalam syurga yang telah diperkenankanNya kepada mereka.

Selain menerangkan keadaan bilik-bilik di syurga, ayat di atas juga menerangkan bahawa setiap orang yang masuk ke syurga itu mengetahui tempat mereka masing-masing tanpa perlu ditunjuk seolah-olah (bilik rumah dan istana-istana itu) sudah lama dikenalinya.

Kemudian dalam surah Al-Furqan ayat 10, Allah berfirman:

Maha suci (Allah) yang jika Dia menghendaki, nescaya dijadikanNya bagimu yang lebih baik dari yang demikian, (iaitu) syurga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, dan dijadikanNya (pula) untukmu istana-istana.

Ayat ini mengisyaratkan bahawa di dalam syurga terdapat istana tetapi tidak dijelaskan bagaimana bentuk rupa istana tersebut, sama ada bertingkat-tingkat menjulang tinggi atau sebaliknya. Di samping bilik dan istana dan pula rumah-rumah. Nabi Muhammad s.a.w. bersabda:

Sesiapa yang membaca Surah Al-Ikhlas sebanyak 10 kali, maka Allah berkenan membangunkan baginya rumah di syurga. (Riwayat Muslim).

Pohon-Pohon dan Buah-Buahan di Syurga

Keindahan alam dengan pohon-pohon yang rimbun menghijau serta aneka macam jenis bunga-bunga yang menawan dapat memberikan kedamaian jiwa bagi siapa yang memandangnya. Bayangkanlah kalau kita berada di tengah-tengah kebun bunga yang seperti itu ditambah pula dengan pohon-pohon yang mengeluarkan bermacam-macam jenis buah-buahan, tentu kita akan asyik dan enggan pergi atau meninggalkan tempat tersebut.

Di syurga, Allah memberikan kepada penghuni-penghuninya lebih dari itu sebagaimana firmanNya yang bermaksud:

Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu, berada di antara pohon bidara yang tidak berduri dan pohon pisang yang bersusun-susun buahnya dan naungan yang terbentang luas; dan air yang tercurah; dan buah-buahan yang banyak tidak berhenti (buah-buahan yang banyak tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya. (Al-Waqiah: 27-33).

Kedua syurga itu mempunyai pohon-pohonan dan buah-buahan. (Ar-Rahman: 48).

Di dalam keduanya ada (macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima. (Ar-Rahman: 68)

Dan naungan (pohon-pohon syurga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya. (Al-Insan: 14).

Di syurga juga ada sejenis pohon yang dinamakan tuba. Abu Hurairah berkata:

Sesungguhnya di dalam syurga itu terdapat sebatang pohon yang dipanggil “tuba” dan Allah berfirman kepadanya: “Keluarkanlah untuk hambaKu apa-apa yang mereka kehendaki.” Maka keluarlah kuda dengan kekang serta pelana dan apa-apa keperluan yang dikehendaki dan dikeluarkan pula untuknya kenderaan dengan tempat duduk serta pengikatnya, apa-apa keperluan yang dikehendaki dan juga pakaian-pakaian. (Riwayat Ibnu Abid Dunya).

Ibnu Hibban meriwayatkan Hadis daripada Abu Said yang menceritakan seorang lelaki datang kepada Rasulullah dan bertanya:

“Wahai Rasulullah, apakah tuba itu?” Baginda menjawab: “Ialah sebatang pohon yang sangat rindang. Rindangnya sejauh 100 tahun perjalanan, (manakala) pakaian-pakaian penghuni syurga adalah daripada kelopak-kelopaknya.”

Keistimewaan pohon-pohon di syurga ini semua umbi-umbinya diciptakan Allah daripada emas. Adapun pohon bidara di syurga itu bercabang-cabang. Setiap cabangnya mengeluarkan sebiji buah, kemudian dari buah ini keluar pula 72 jenis makanan yang berlainan.

Sedangkan pohon-pohon kurma pula diciptakan Allah s.w.t. dalam bentuk yang sangat luar biasa sebagaimana Abdullah bin Al-Mubarak, Ibnu Abi Hatim, Ibnu Abid Dunya dan Al-Hakaim meriwayatkan perkataan Ibnu Abbas r.a.:

“Pokok kurma syurga itu batangnya daripada permata Zamrud yang hijau, pangkal-pangkal pelepahnya daripada emas yang merah dan setiap satu pelepahnya menjadi pakaian penghuni syurga, daripadanyalah pakaian dan perhiasan-perhiasan mereka dipotong dan dijahit. Manakala buahnya seperti tempayan, lebih putih daripada susu, lebih manis daripada madu dan lebih lembut daripada buih dan tiada mempunyai benih.”

Di antara sifat-sifat bidadari yang juga menjadi kewajipan bagi setiap wanita Muslimah untuk mengamalkannya adalah “Qaashiraatut-tharfi.” yang ertinya menundukkan pandangan, tiada liar pandangannya, atau pun singkat pandangannya. Maksudnya, bidadari-bidadari hanya memandang kepada penduduk syurga sebagai suami mereka. Dan mereka menundukkan pandangan matanya kepada lelaki yang bukan suaminya. Dalam prinsip hidup mereka, suaminyalah yang terbaik. Menundukkan pandangan, yang merupakan sifat bidadari di syurga, juga menjadi satu kewajipan bagi wanita Muslimah. Begitu juga laki-laki diwajibkan menundukkan pandangannya. Ini dijelaskan Allah s.w.t. menerusi firman-Nya bermaksud: “Katakanlah kepada orang-orang beriman laki-laki (mukminin) agar mereka menundukkan sebahagian dari pandangan mata (terhadap wanita), dan memelihara kemaluan mereka (menutupnya). Yang demikian itu lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah amat mengetahui akan apa yang mereka kerjakan. Dan katakanlah kepada wanita yang beriman (Mukminat), hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak daripadanya. (Surah An-nur: 30 - 31)

Wallahualam.